Cerpen Kasih Sayang Orang Tua



Kasih Sayang Orang Tua


Di sebuah kota yang megah, terdapat sekelompok keluarga yang sangat bahagia. Keluarga tersebut mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Yuvan. Ayahnya adalah seorang pengusaha yang sangat kaya dan terkenal. Ibunya adalah seorang koki yang handal yang  tidak kalah popularitasnya dari ayahnya.  Karena Yuvan adalah anak semata wayang dikeluarganya, ia sangat disayangi oleh keluarganya dan menjadi sangat manja. Ketika dimasa SD, Yuvan selalu meminta ayahnya untuk membelikan dia mainan terbaru. Semasa SMP, ia meminta ayahnya untuk dibelikan sebuah sepeda motor yang sungguh mahal pada saat itu.

Kemudian sampai akhirnya pada saat Yuvan memasuki jenjang SMA disebuah sekolah yang tidak jauh dari rumahnya, dia menjadi semakin nakal. Setiap hari, Yuvan selalu bermain bersama murid dari sekolah lain yang sering diberi peringatan karena berbagai kasus. Selain itu, dia selalu meminta uang dari orang tuanya dan menghabiskannya tanpa ada sisa sedikit pun.  Hal ini membuat ayah dan ibunya merasa sangat sedih. Dengan penuh kesabaran, ayahnya selalu berkata “Yuvan anakku yang tersayang, ayah tidak bisa selamanya bersamamu dan menghasilkan uang untuk keluarga kita. Suatu saat kamu harus bisa meneruskan bisnis ayahmu ini.”

Namun Yuvan hanya selalu menjawab dengan nada yang tidak acuh terhadap ayahnya. Ibunya merasa sangat sakit hati ketika melihat tingkah laku anak kesayangannya yang dulu sangat penurut dan selalu senyum menjadi berubah 180˚. Sampai akhirnya ketika dia lulus, ayah dan ibunya sengaja meluangkan waktu kerjanya demi melihat anaknya di sekolah. Tetapi ketika sesampainya mereka disana, para guru mengatakan bahwa Yuvan tidak berada di sekolah semenjak pagi ini. Dan ada salah satu teman Yuvan berkata “tadi saya melihat Yuvan bermain bersama anak-anak dari sekolah lain.” Ketika orang tua Yuvan pergi ketempat yang ditujukan temannya, Yuvan langsung terkejut. Dalam seketika wajahnya berubah menjadi pucat. Sampai akhirnya ayahnya merasa kecewa dan mmeninggalkannya disana. Ibunya tidak bisa berkata apapun dan pergi menyusul ayahnya.

Tapi, bukan hanya itu yang membuat mereka kecewa. Mereka mendapat laporan dari wali kelasnya bahwa Yuvan sering bolos setiap jam pelajaran dan hal itu membuat orang tuanya sangat dan semakin sakit hati. Sesampainya di rumah, mereka sudah melihat Yuvan di rumah menuggu kepulangan mereka. Karena batas kesabaran ayahnya sudah memuncak, akhirnya ayahnya menampar anaknya sendiri. Lalu ayahnya membentak anaknya sendiri. Yuvan merasa kesal dan akhirnya tanpa mengatakan apapun dia masuk ke kamarnya dan tidak keluar.
Selama beberapa hari, Yuvan mengurung diri di dalam kamarnya. Ibunya merasa sangat khawatir dan berkali-kali membujuknya untuk keluar dan meminta maaf kepada ayahnya.

 “Nak, keluarlah. Setidaknya makanlah sedikit. Seiring waktu berjalan ayahmu pasti akan melupakannya dan memaafkanmu.”
“………..”

Namun tidak ada jawaban dari dalam kamar. Sampai akhirnya ibunya merasa pasrah. Hingga akhirnya satu malam, ayahnya tiba-tiba sesak bernapas dan mengalami kejang-kejang. Kemudian ayahnya dibawa ke rumah sakit dan dibawa ke ruang UGD lalu dioperasi. Dengan dilanda rasa cemas, Yuvan terus-terusan menangis . Dia merasa menyesal dan seharusnya dia tidak pantas menjadi anak mereka. Namun ibunya terus mengatakan kalau itu bukanlah salahnya lalu mereka saling peluk. Sampai akhirnya ketika selesai operasi, dokter mengatakan kalau ayahnya tidak bisa hidup lebih lama lagi. Penyakitnya sudah menyebar ke seluruh tubuh hingga ke otaknya. Lalu, Yuvan langsung berlari ke arah ayahnya dan terus meminta maaf. Kemudian sesampainya di ruang penginapan, Yuvan dan ibunya bergantian menjaga ayahnya.

Seminggu sudah berlalu. Ayahnya akhirnya siuman lalu meminta Yuvan mendekat kepadanya. Kemudian ia berpesan

Yuvan anakku. Dengarkanlah pesan ayahmu ini. Meskipun kamu selama ini membuat kami kecewa, kami tidak pernah merasa demikian. Karena kami percaya suatu saat nanti kamu pasti akan membuat kami bangga. Teruskan bisnis ayahmu hingga dikenal oleh mereka semua. Jangan pernah putus asa walaupun sudah jatuh. Dan ayah pasti akan selalu menemanimu dimana pun.”
“Iya, ayah. Akan kulakukan apapun yang ayah katakan.”

Setelah menyampaikan pesan terakhirnya, sang ayah pun akhirnya kembali ke sisi Yang Maha Kuasa. Air mata membanjiri wajah Yuvan dan menetes di lantai. Ketika ibunya sampai, ibunya juga tidak mampu menahan rasa pilunya ketika orang yang sangat dia cintai meninggalkan sisinya. Namun bukan hanya itu saja duka yang dialami Yuvan. Beberapa bulan berlalu semenjak kepergian ayahnya, ajal menjumpai ibunya juga. Ketika ibunya hendak pergi mencari nafkah untuk keluarga mereka karena perusahaan hampir hancur, sebuah truk besar yang dikendarai oleh supir yang tertidur itu melaju kencang ke arah ibunya. Hati Yuvan hancur berkeping-keping karena orang yang paling berharga bagi dia semua telah meninggalkan sisinya.

Akhirnya dengan terpaksa, Yuvan harus bisa belajar dan berusaha sendiri tentang perusahaan ayahnya. Ia selalu teringat akan pesan ayahnya,”jangan pernah putus asa walaupun sudah jatuh”. Setiap hari pesan ayahnya selalu menjadi motivasinya. Dengan sedikit uang yang tersisa yang merupakan peninggalan ayahnya, Yuvan melakukan apapun demi perusahaan ayahnya. Siang dan malam ia bekerja tanpa henti. Sampai akhirnya Yuvan telah berhasil dan mampu menghasilkan uang yang berkali lipat jumlahnya. Bukan hanya itu. Perusahaan Yuvan termasuk salah satu perusahaan yang paling tinggi penghasilannya di antara beberapa Negara. Dan ketika diwawancarai, ia selalu berkata demikian.

Janganlah kalian menghancurkan perasaan orang tua kalian sendiri yang susah payah membesarkan kalian.Dengarkanlah pesan mereka selalu dan ingat untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan mereka karena setiap detik sangtlah berharga dan jangan pernah putus asa walaupun sudah jatuh.”


Thank you
     


Comments

Popular posts from this blog

Hikayat Amir beserta unsur intrinsiknya

Resensi Novel

Masa karantina