Hikayat Amir beserta unsur intrinsiknya
Kelas : X-RPL
Tugas : Teks Hikayat Beserta Unsur Intrinsik
HIKAYAT AMIR
Dahulu kala di Sumatra, hiduplah seorang
saudagar yang bernama Syah Alam. Syah Alam mempunyai seorang anak bernama Amir.
Amir tidak uangnya dengan baik. Setiap hari dia membelanjakan uang yang diberi
ayahnya. Karena sayangnya pada Amir, Syah Alam tidak pernah memarahinya. Syah
Alam hanya bisa mengelus dada.
Lama-kelamaan Syah Alam jatuh sakit. Semakin
hari sakitnya semakin parah. Banyak uang yang dikeluarkan untuk pengobatan,
tetapi tidak kunjung sembuh. Akhirnya mereka jatuh miskin.
Penyakit Syah Alam semakin parah. Sebelum
meninggal, Syah Alam berkata”Amir, Ayah tidak bisa memberikan apa-apa lagi
padamu. Engkau harus bisa membangun usaha lagi seperti Ayah dulu. Jangan kau
gunakan waktumu sia-sia. Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah.Usahakan engkau
terlihat oleh bulan, jangan terlihat oleh matahari.”
”Ya, Ayah. Aku akan turuti
nasihatmu.”
Sesaat setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir
juga sakit parah dan akhirnya meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari
pekerjaan. Ia teringat nasihat ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi
terlihat bulan. Oleh sebab itu, kemana-mana ia selalu memakai payung.
Pada suatu hari, Amir bertmu dengan Nasrudin,
seorang menteri yang pandai. Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu
memakai payung itu. Nasarudin bertanya kenapa dia berbuat demikian.
Amir bercerita alasannya berbuat demikian.
Nasarudin tertawa. Nasarudin berujar, ” Begini, ya., Amir. Bukan begitu maksud
pesan ayahmu dulu. Akan tetapi, pergilah sebelum matahari terbit dan pulanglah
sebelum malam. Jadi, tidak mengapa engkau terkena sinar matahari. ”
Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun memberi
pijaman uang kepada Amir. Amir disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan
ayahnya dulu.
Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia
berjualan siang dan malam.Pada siang hari, Amir menjajakan makanan, seperti
nasi kapau, lemang, dan es limau. Malam harinya ia berjualan martabak,
sekoteng, dan nasi goreng. Lama-kelamaan usaha Amir semakin maju. Sejak itu,
Amir menjadi saudagar kaya.
Unsur
intrinsik dalam Hikayat Amir:
Judul :
Hikayat Amir
Tema : Perjalanan dalam mencapai kesuksesan
Tokoh : -Syah Alam (protagonis)
-Amir (tritagonis)
Penokohan (watak) : -Syah Alam : penyayang, penyabar
-Amir : pemboros, penurut, pekerja keras
Latar :
· Waktu : dahulu kala, siang hari, malam hari
· Suasana : menyedihkan, menyenangkan, lucu
· Tempat : Sumatra, rumah, luar kota
Alur :
· Alur maju : karena menceritakan tentang Amir
yang bermula dari pengenalan ayahnya, dirinya yang masih muda hingga akhirrnya
ia menjadi sukses
· Alur perbaikan : karena Amir menjadi jatuh miskin
karena ayahnya yang jatuh sakit lalu ia menuruti nasihat ayahnya dan berusaha
hingga ia menjadi sukses seperti ayahnya
Amanat :
· Dengarkanlah selalu nasihat orang tua
kita selagi mereka masih bersama kita
· Jangan suka menghamburkan uang yang
dihasilkan oleh orang tua kita yang didapatkannya dengan susah payah
· Hargailah setiap waktu bersama dengan
orang tua kita
· Jangan suka mengecewakan orang tua
kita
· Berusahalah jika ingin sukses
Gaya bahasa :
· Majas paradoks : Usahakan engkau terlihat oleh bulan, jangan terlihat oleh matahari
Sudut pandang : sudut pandang campuran (orang pertama dan ketiga)
· Orang pertama à Ya, Ayah, aku akan turuti nasihatmu
· Orang ketiga à Amir lalu berjualan makanan dan
minuman
Comments
Post a Comment